Di tengah banyaknya isu aktual yang bisa diangkat menjadi bahan tulisan, saya sendiri lagi merenungkan tentang tujuan saya membuat blog. Saat-saat pertama membuat blog, saya tidak berpikir jauh untuk membuat blog saya cepat terkenal dan dikunjungi oleh banyak. Dan kenyataannya memang demikian. Blog saya sepi dari kunjungan, seperti rumah di tengah hutan yang sepi dan sunyi. Tak ada tamu dan tak ada orang yang melintas.
Belakangan kemudian, saya berpikir, “Untuk apa saya buat blog jika tulisan-tulisan saya toh tidak ada yang membaca?! Toh, tak ada orang yang sudi mengunjungi blog saya?” Ya, jika memang tidak ada yang sudi menengok, maka tujuan saya untuk sekedar berbagi apa yang secuil saya ketahui, menjadi tidak tercapai.
Maka saya pun berusaha sedemikian rupa agar blog saya cepat terindeks oleh google dan mesin pencari lainnya. Sebuah usaha yang menurutku tidak bisa dikategorikan sebagai usaha keras. Mungkin lebih tepat disebut sebagai usaha seadanya. Akhirnya, bisa ditebak. Blog saya pun tetap biasa saja. Sepi dari pengunjung. Tak ada yang berkomentar.
Memang bisa saja seseorang membuat blog menjadi terkenal dengan cara-cara yang tidak elegan. Misalnya dengan copy paste saja sebanyak mungkin tulisan dari situs-situs terkenal, baik berita maupun artikel yang diminati oleh banyak orang dan. Dijamin, pasti banyak orang yang mengunjungi blog kita.
Atau bisa saja saya menaruh materi-materi berbau pornografi yang bisa diunduh oleh para pengunjung. Tampilkan saja film atau foto esek-esek. Dijamin, pasti statistik blog saya akan melonjak tajam. Kalaupun tidak materi pornografi, tampilkan saja link downdload anti virus yang dibutuhkan oleh hampir semua pengguna internet. Atau pasang saja mp3 dari lagu-lagu cinta yang lagi populer saat ini.
Namun jika saya melakukan hal itu, maka berarti saya hanya sekedar mengejar popularitas. Populer dengan cara yang tidak elegan tentu bukanlah sesuatu yang sesuai dengan bimbingan hati nurani. Persis sebagaimana artis kacangan yang ingin populer lantas mengobral berita kisruh rumah tangganya agar tetap disorot oleh media infotainment. Saya bukan Julia Perez yang dengan mudah membuat berita sehingga diburu oleh para wartawan.
Aku harus menata hati dalam menetapkan tujuan ber-blog ria. Mengejar popularitas tentu bukanlah sesuatu yang dilarang. Namun yang harus diperhatikan oleh diriku adalah caranya yang elegan dan mengindahkan etika. Biarlah aku mengalir apa adanya. Yang penting blog-ku ada yang membaca, meskipun hanya satu orang sehari. Mudahan orang bisa memetik sesuatu yang bermanfaat dari blogku.
Berharap sesuatu kepada makhluk sering kali hanya akan menuai kekecewaan. Berharap kepada para netter untuk berduyun-duyun mengunjungi blogku adalah sesuatu yang berlebihan. Harapan yang tidak perlu. Lebih baik bagiku untuk berharap kepada Sang Pemilik Hidup untuk senantiasa memberiku ide yang bernas untuk menuangkan tulisan yang baik dan bermanfaat bagi para pembaca.
Saya tidak perlu iri dengan para artis atau tokoh terkenal yang dengan waktu relatif singkat blog mereka bisa dikenal oleh banyak orang dan terindeks dengan cepat di google atau yahoo. Keterkenalan mereka memiliki pengaruh besar untuk menggenjot popularitas blog mereka. Tidak peduli apakah blog mereka menghadirkan tulisan-tulisan yang baik atau tidak.
Aku ga bisa komentar apa-apa, cuma termenung membaca ini……………………
kamu nggak perlu menjadi terkenal agar aku berkunjung ke mari kok, mas racheedus.
bagiku tulisan-tulisan sampeyan bagus dan pantas untuk dibaca oleh para bloger.
tujuanku membuat blog juga agar hobiku menulis dituntaskan, sekaligus sebagai bonusnya adalah mendapat komentar, kritik, dan masukan dari para pembaca yang kelak bahkan bisa menjadi teman bersilaturrahim.
@Dedi Suparman
Emang untuk bahan perenungan, Ded.
@marshmallow
Makasih Bu Dokter atas pujiannya. Mudahan kita bisa terus menjalin tali silaturahmi.
NAh ini dia……yang aku cari. aku juga engga tahu tujuanku membuat blog. Aku sih ngalir aja……Emang kalau banyak yang ngunjungi blog kita terus bisa terkenal ??? wah….wah…wah aku tidak sejauh itu mikirnya. Aku kan “santri” mu dalam ber”blog” ria dan aku masih banyak belajar untuk berbagi dan memaknai hidup. Aku memang masih seperti ulat yang ingin mengepongpong. Masih jauh untuk menjadi kupu-kupu……
@ ibrahimnaw
Ya, mengalir aja, deh. Belajar ikhlas.
hmmm….kalo saya mah ngebuat blog karena pelampiasan nulis diari yang gagal mulu dari dulu. Pemuasan batin gitu. Huehehe