Tattoo memang sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu. Orang-orang Mentawai di Sumatera dan suku Dayak di Kalimantan juga terbiasa membuat tattoo di tubuh mereka. Namun hal itu bukanlah menjadi ukuran dan sumber hukum bagi seseorang yang sudah memiliki ajaran agama yang dipercayainya. Saat agamanya melarang untuk membuat tattoo dan ia mempercayai larangan itu demi kebaikannya sendiri, maka tak perlu lagi gamang untuk menaatinya.
Agama sangat menghargai tubuh manusia. Tindakan yang menyakiti dan merusak tubuh sangat dilarang, kecuali dalam kondisi tertentu seperti untuk pengobatan. Tubuh manusia merupakan ciptaan Tuhan yang harus dijaga dan dipelihara. Tubuh manusia sudah indah tanpa harus diberi tatto. Di sisi lain, manusia memang merupakan ciptaan Tuhan yang terbaik di antara ciptaan-ciptaaan-Nya yang lain.
Memperindah atau mempercantik tubuh memang tidak dilarang. Wanita juga dianjurkan untuk bersolek, terutama di depan suaminya sendiri. Apalagi, Tuhan memang Maha Indah dan mencintai keindahan. Termasuk yang tidak dilarang pula adalah operasi medis untuk memfungsikan panca indra dan anggota tubuh yang lain, seperti cangkok mata bagi orag buta, atau kaki palsu untuk orang yang buntung.
Banyak anak muda yang tertarik dengan tattoo dan merelakan tubuhnya dihujani berkali-kali tusukan jarum hingga berdarah. Tattoo dianggap sebagai mode, sesuatu yang keren, trendy, funky, dan lain-lain. Jiwa muda yang bergolak membuat mereka tidak berpikir jauh tentang risikonya di belakang hari. Namun ekspresi mode agar terlihat keren, trendy, funky tentu tidak hanya lewat tattoo. Banyak cara lain yang lebih elegan dan lebih diterima masyarakat luas tanpa harus lewat tattoo. Anak muda bisa tampil trendi, modis, dan funky dengan karya-karyanya yang bermanfaat banyak orang, seperti lagu, puisi, cerpen, dan lain-lain.
Sering orang beralasan bahwa tattoo adalah sebuah karya seni. Membuat tattoo berarti mengekspresikan ungkapan seni, cita rasa keindahan seseorang. Namun banyak cara lain untuk mengungkapkan ekspresi seni tanpa harus mengorbankan tubuh manusia itu sendiri. Banyak media lain yang bisa digunakan untuk menuangkan ungkapan seni. Seorang pelukis bisa mengungkapkan ekspresi seninya di atas kanvas, sehingga bisa diapresiasi oleh banyak orang dan bisa bernilai jual sangat tinggi. Seorang sastrawan bisa mengungkapkan cita rasa seninya dalam sebuah karya sastra, yang bisa dibaca oleh banyak orang dan jadi inspirasi bagi mereka. Seorang penyanyi bisa mengungkapkan ekspresi jiwanya melalui lagu yang bisa dinikmati banyak orang. Lantas, mengapa harus mengorbankan tubuh saat mengekspresikan cita rasa seni dengan tattoo yang hanya bisa dinikmati oleh dirinya sendiri dan segelintir orang?
Ada juga yang beralasan bahwa tattoo merupakan media untuk mengabadikan momen bersejarah bagi seseorang, karena tato yang permanen memang akan ‘abadi’ sebab tidak akan hilang sepanjang hidup. Namun mengabadikan momen bersejarah tidak hanya melalui tattoo. Banyak cara lain yang lebih “abadi” tanpa harus mengorbankan tubuh kita sendiri. Orang bisa mengabadikan momen bersejarah lewat foto, buku, lukisan di atas kanvas, lagu, dan lain-lain. Justru media-media tersebut akan lebih banyak bermanfaat karena bisa dinikmati, diapresiasi, dan memberi inspirasi bagi banyak orang. Tidak seperti tattoo yang hanya bisa dinikmati pemiliknya sendiri dan segelintir orang-orang terdekatnya.
Manusia memang hanya bisa berencana, namun Tuhan juga menentukan. Manusia seolah memiliki keabadian dan menguasai masa depan saat ia memutuskan membuat tattoo demi mengabadikan, misalnya, kisah cintanya. Pamela Anderson, seorang artis Hollywood, menorehkan tatto tulisan “Tommy” untuk mantan kekasihnya, Tommy J. Lee. Seolah dengan tulisan tattoo itu, cinta mereka akan terus langgeng. Ternyata apa lacur? Cinta mereka berakhir berantakan, sementara tattoo itu sudah terlanjur dibuat.
Membuat tattoo juga menimbulkan banyak resiko. Paling tidak, dalam proses pembuatan tattoo akan timbul rasa sakit. Di samping itu, alat-alat tattoo yang tidak higienis bisa menyebabkan infeksi kulit, terutama bagi mereka yang kondisinya kurang fit saat proses pembuatan tattoo. Infeksi kulit karena tattoo ini pernah dialami pula artis Ine Febriyanti. Di samping itu, tattoo juga bisa menimbulkan tertularnya penyakit hepatitis yang mematikan. Hal ini dialami Pamela Anderson yang terjangkit hepatitis C. Bahkan resiko terburuk adalah kanker kulit atau tertular virus HIV.
Karena alasan penularan penyakit itu pula, maka orang yang memiliki tattoo tak bisa seenaknya mendonorkan darahnya. Pihak Palang Merah biasanya mendata seseorang apakah memiliki tattoo apa tidak. Paling tidak, selama 12 bulan setelah pembuatan tattoo, orang bertattoo baru boleh mendonorkan darahnya.
Hingga saat ini, tattoo tidaklah sepenuhnya diterima oleh semua orang, semua kalangan. Dalam proses seleksi penerimaan militer atau anggota kepolisian, orang yang memiliki tattoo jangan harap bisa lolos. Tattoo dianggap sebagai sebuah cacat jasmani dan indikasi jejak kriminal bagi seorang calon anggota militer atau kepolisian.
Banyak orang kriminal yang memiliki tattoo. Jika menonton berita kriminal di televisi atau membacanya di media cetak, kita sering menemui berita para pencuri, pencopet, dan perampok yang tertangkap. Saat baju mereka disingkap oleh aparat berwajib, terlihat tattoo di beberapa bagian tubuh mereka. Hal itu merupakan fakta yang tak terbantahkan. Dari fakta tersebut, orang pun bisa berprasangka buruk saat melihat ada orang lain yang memiliki tattoo. Tak sepenuhnya salah jika prasangka itu timbul. Karena fakta di lapangan memang banyak orang kriminal yang memiliki tattoo. Para pejabat korup yang tertangkap pun banyak yang tak memiliki tattoo. Setidaknya, kalaupun memiliki tattoo, hal itu tidak terekspos oleh media massa.
Penyesalan memang selalu terjadi di belakang hari. Begitu pula orang yang membuat tattoo di tubuhnya. Saat membuat tatto, orang mungkin tidak berpikir jauh tentang resiko yang kelak akan ia hadapi. Namun saat tattoo itu menimbulkan masalah, penyesalan pun terbersit di benaknya. Tora Sudiro yang badannya penuh tattoo tentu mengalami betapa repotnya ia harus menutupi tattoo-tattoonya saat ia berakting di film yang mengharuskannya tampil bersih tanpa tattoo. Saat terjadi kasus penembakan misterius (Petrus) di tahun 80-an di era Soeharto, banyak orang-orang bertattoo menjadi sasaran penembakan. Meski bukan orang kriminal, banyak orang yang memiliki tatto berupaya untuk menghapus tattoonya sebelum menjadi korban petrus.
Saat kasus video mesum artis merebak beberapa waktu lalu, seorang pemeran perempuannya terlihat memiliki tattoo di pinggulnya. Seorang artis tenar tersebut dikabarkan harus pergi ke Amerika Serikat untuk menghilangkan tattoonya tersebut. Ia berupaya menghilangkan tattto tersebut agar ia bisa memberikan alibi kepada aparat bahwa ia bukan pemeran wanita di dalam video tersebut.
Last but not least, don’t judge a book by the cover. Semestinya memang kita tidak bisa menghakimi seseorang sebagai penjahat, preman, atau kriminal karena ia memiliki tattoo. Betapapun, tattoo adalah penampilan luar yang tak sepenuhnya mewakili kepribadian seseorang. Meski demikian, saat seseorang membuat tatto di tubuhnya, ia berarti sudah berani mengambil resiko kemungkinan menjadi korban prasangka buruk orang lain. Orang yang bertattoo pun bisa berkilah agar jangan menghakimi seseorang hanya karena penampilan luarnya yang bertattoo. Namun orang yang bertattoo tak bisa memungkiri fakta bahwa banyak kriminal yang memiliki tattoo. So, orang yang bertattoo tak bisa sepenuhnya mengharapkan orang lain agar tidak menghakiminya sebagai orang jahat. Jika tak ingin menjadi korban prasangka, maka jangan membuat tattoo. Persis seperti jika tak ingin dituding orang yang suka melacur, maka jangan pergi ke tempat pelacuran.
kalau pake tatoo “ALLAH” tetap menyakitkan kan yah, karena ALLAH harusnya ada dihati bukan di tangan atau dibadan 😛
bah kalau orang yang punya tato mati apa harus di hapus dulu untuk memandikan jenazahnya (menurut Islam) bagaimana?
Pake tatoo boleh tapi jangan permanen.
gambar tempel aja hehehe
suka sekali dengan tulisan ini mas rashid…
paradigma yang sudah tertanam di masyarakat kita soal tatto sangat sulit dihapus. bagi masyarakat kita, tatto masih identik dengan kejahatan.
terlepas dari paradigma dan ajaran agama, memang sebaiknya kita tidak bertatto, karena resikonya secara kesehatan tidaklah baik…
Kupasan Mas selalu dalam. I like this. Orang-orang yang ingin membuat tato di tubuhnya pasti akan berpikir ulang jika membaca tulisan ini.
jalan hidup kita berbeda kawan
Jangan cuma nulis doang. klo bsa kasih jalan keluar atau bikin terobosan baru untuk hapus tattoo saudara2 kita yg udah salah jalan. makasih
kita punya wujud yg sama(Manusia)
tapi kita punya cara pikir yg berbeda,,
i like tattoo, skin art, me people who have a tattoo looks great 😉
nice to come
king on google. I have to say that the information here was the most complete that I found anywhere, i am definitely bookmarking this to come back and read later, informative and valuable information, if you have a time feel free to drop by in my story too. Have a great day!
———————————-
Luchie Mendoza Allen
Waduh kayaknya serem tuh tatto mas,,,!
Tattoo is an art, so it can not be said that people use the tattoo is a person who is not civilized. Tattoo can have a positive impact for the wearer, where his self-confidence will increase.
Tatto bukan kriminal
y betul pak usstadzz
Bandingkan org bertattoo yg mencuri ayam bs di hajar smpai mati.. Tp gimana dgn para pencuri uang rakyat? Apa mereka bertatto? Justru penjahat berdasi lah yg berbahaya. Memang tak bs dipungkiri tattoo identik dgn kriminal. Tp tak selamanya spt itu. Bs dilihat dr para aktor/aktris/seniman tattoo yg ada, prestasi mereka juga patut diacungi jempol.
wujud sama pola pikir beda , ada rule / patokan bagi semua pemeluk agama manapun pasti ada aturan yang harus diikuti umatnya
tattoo saya banyak tapi saya gak merasa menyesal dan saya tau agama saya juga tau tattoo di larang tapi orang punya tattoo juga berhak mendekati Allah dan tattoo bukan kejahatan memang ada udang undang tattoo itu jahat lihat di sekeliling kalian orang yang gak bertattoo korupsi hahh tattoo budaya indonesia men kata orang indonesia jangan buang budaya indonesia tapi kenapa tattoo di jelek jelekin apa itu yang nama nya jaga kebudayaan negara kita