Rendezvous

Will there be a jewel beneath the boulder
Will there be a pride beyond the fall
Will there really be a happy ending after all
Will there be a pride beyond the fall
Will there really be a happy ending after all

To the rendezvous
Fortunes to be told
To the rendezvous
Wonders to behold
Onto a place where people find
Maybe a trace of peace of mind
To the rendezvous all in good time

Bacaan Lainnya

(Christopher Cross – Rendezvous)

Tak banyak berubah dari penampilan Ina sejak terakhir aku bertemu 14 tahun silam. Rendezvous nan indah saat kami sudah sama-sama tak sendiri lagi. Bersama istri dan si bungsu, hari ini aku berjumpa kembali dengan Ina yang datang bersama sang suami, dan dua anaknya. Ina masih memancarkan kecantikan yang dulu pernah membuat hatiku tertawan. Meski kini ia telah dianugerahi tiga orang anak. Meski seorang duda telah mendampinginya sebagai suami.

Apa butir-butir hikmah yang bisa kupetik dari persuaan yang penuh haru itu? Keharuan saat istriku saling berpelukan dengan perempuan yang sering ia cemburui. Serpih-serpih kenangan di masa silam tetaplah bagian sejarah yang tak bisa diputar kembali. Betapapun perempuan dari masa silam itu masih menggetarkan dawai-dawai halus di palung hatiku.

Perputaran waktu adalah kekuasaan Sang Pencipta yang amat menakjubkan. Betapa tidak. Andai waktu tak berputar, tak akan terjadi kehidupan. Andai sang waktu berhenti, maka berhenti pula dunia ini. Bukankah setiap peristiwa terjadi berurutan? Tak ada bayi lahir langsung menjadi dewasa. Ia harus melewati berbagai fase untuk bertumbuh menjadi dewasa.

Dalam perspektif waktu itu pula, aku memaknai perjumpaan dengan Ina. Ia tetaplah bagian dari masa laluku yang tak bisa kutarik kembali untuk masuk ke dalam masa kiniku. Ia telah bersama lelaki yang ia pilih. Dan aku pun telah bersama perempuan yang kupilih. Meski segurat sesal menyelinap di balik kata-kata Ina saat ia menampik uluran kasihku dulu.

Tuhan memang tak pernah menciptakan sesuatu menjadi sia-sia. Dalam bahasa Mario Teguh, Tuhan tak pernah menciptakan sampah. Aku juga meyakini, setiap keputusan-Nya pastilah bijaksana dan adil. Begitupula, saat Sang Pencipta memutuskan, 14 tahun silam, lambaian kasihku tak dibalas oleh Ina. Kini, aku menyadari, aku memang tak pantas mendampingi hidup Ina. Terlalu lebar jurang perbedaan antara diriku dan dirinya. Terlalu banyak kerikil masalah yang bertaburan di perjalanan yang akan kulewati jika bergandengan tangan dengan Ina.

Magelang-Yogya, 25-04-2009

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

22 Komentar

  1. Weh-weh-weh… Aku kok senyum-senyum sendiri saat membaca tulisan ini. Mungkin karena aku pernah membaca sekelumit cerita tentang Rossa, eh, Ina.

    Rupanya Njenengan ke luar kota tho, Mas, kemarin. Terlihat dari tanggal penulisannya. Makanya kok rada “menghilang” beberapa hari terakhir.

    Ah, Ina. Tuhan memang tak pernah menciptakan sesuatu yang sia-sia….

    Ngemeng-ngemeng, suaminya masih yang itu, Mas? Hehe.

    Senyum, boleh. Tapi, jangan ketawa ngakak. Nanti ketahuan Ina. Ge er nanti dia.

    Iya beberapa hari lalu, saya ke luar kota, tepatnya ke Magelang dan Yogya. Permaisuri sedang rehat bersama rombongan sekolah usai UN. Jadi, ada kesempatan rendezvous.

    Suaminya masih yang itu. Waduh! Ternyata, sekilas memang tak jauh berbeda dengan yang diceritain Ina.

  2. widih, mas rache jangan nyindir saya dong. ketika secara tak terduga rendezvous dg si ninik, entahlah, haks, dadaku tiba2 terasa bergetar, padahal sama2 tahu, saya dan dia sudah punya tiga anak. yang sulung malah sudah memasuki masa2 sma. walah, kok malah curhat toh ini.

    Ya, syukurlah kalo merasa, Pak. Ha…ha….
    Sebenarnya, yang lebih penting, saya sekedar mengingatkan diri sendiri agar tidak terbuai dengan romantisme.

  3. waduh, rasanya gitu ya mas, hahaha… tapi sukurlah masih bisa bertemu kembali, sekaligus menciptakan semangat hidup baru yang lebih fresh dan menambah kecintaan kepada keluarga… , aku juga jadi takut nih kalo-kalo ketemu masalah seperti ini… kekeke, Pak Sawali huahaha… lucu tenan…

    Gitu deh rasanya. Nggak usah takut, Mas Anto. Biasa aja. Masa lalu tetaplah masa lalu. Hanya untuk dikenang dan diambil hikmah, bukan untuk diulangi.
    Setuju kan, Pak Sawali?

  4. Tapi mesti nyesek awalnya pak ?? hehehhe
    wah ngilang untuk rendezvous… di candi borobudur? hehehheh , atau makan lesehan di malioboro ?

    Nggak mesti nyesek sih awalnya. Cuma nasibku aja yang nelangsa. Hii… Kacian.
    Di pelataran candi Borobudur tepatnya. Tapi, ah, sudahlah. Sdh jadi istri orang, Mas Jamal! Aku juga sudah suami orang.

  5. Wahh masih deg2an nggak mas?
    Kadang memang kita harus memilih…atau hubungan belum tentu berlanjut sesuai apa yang kita harapkan..tapi berlalunya waktu, akan membuat kita memahami hikmah apa yang ada di baliknya.

    Deg-degan? Yah, udah ilang atuh, Ibu. Lagian, saya menemuinya bersama istri. Jadi aman, biar nggak dicurigai. Biar istri juga tahu, perempuan yang pernah membuat saya sakit hati. Berdarah-darah! Ha…ha…

    Tapi, memang banyak hikmahnya. Saya akhirnya justru bersyukur, dulu saya bertepuk sebelah tangan.

  6. wah wah wah
    Mengungkap kenangan lama Pak

    Ada keindahan di sana 🙂

    Kenangan lama yang menyakitkan sebenarnya. Kenangan tentang seorang lelaki pecundang yang terluka dan perempuan pongah yang akhirnya menyesali kebodohannya.

  7. siapa ini, aku ngak ngikutin…apa bener ini CLBK ? hahahahahaha

    Yeee, ketinggalan kereta, Uda Imoe. Dilacak aja siapa Ina. Sudah saya kasih link, kok.

    CLBK? Hm…. Cinta Lama Bersemi Berakhir Kembali Kenangan. Gitoo yang bener.

  8. mas, kok kesan-kesannya ada yang nyesel nih?
    mudah-mudahan saya keliru. hehe… *marshmallow edan*

    kita memang hidup untuk hari ini, bukan masa lalu. jadi biarlah kenangan itu dijadikan bahan perenungan, dan dijenguk sesewaktu di kala rindu.

    *sambil ngikik baca curhat colongan pak sawali*

    *marshmallow edaaan!*
    Aku sih nggak nyesel! Tenan! Hmm… Ina ‘kali yang nyesel!

    Yup, kenangan biarlah dijadikan monumen untuk sesekali diziarahi sebagai bahan renungan.

    Ngikik-ngikik?! Ntar saya laporin lho sama orangnya!

  9. Masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Tiga masa yang dialami manusia selama hidupnya. Masa sekarang adalah buah dari apa yang dilakukan di masa lalu, masa yang akan datang adalah buah dari apa yang dilakukan di masa sekarang.

    Tidak sama seperti gulungan film, masa lalu kita tidak pernah bisa diputar ulang. Kita hanya dapat mengambil hikmah dan pengalaman berharga dari apa-apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Dan terkadang hikmah tersebut memang baru muncul setelah kita melewatinya.
    Bukankah salah satu cara untuk mengetahui rasa makanan adalah dengan kita mencicipinya?

    Saya selalu menanti komentar, Mas Jafar. Penuh perenungan dan hikmah. Syukron.
    Oh, ya, blognya kok sulit diakses, sih?

  10. waduh saya koq jadi deg2an ya bacanya….terharu gitu…tapi tidak semua kenangan itu indah…yang saya punya dengan perempuan yang dulu benar2 menyakitkan saya, sampe2 saya takut dengan perempuan…. 😀

    Kita senasib ternyata, Mas Harsa. Menyakitkan memang! Meski saya juga pernah sempat takut dengan perempuan, toh akhirnya Tuhan mengirimkan juga seorang perempuan yang rela sengsara hidup bersama saya. Ha….ha…

  11. hmm… ada cerita orang dewasa disini (saya masih belum nikah), Bdw, saya jadi penasaran nih pak, sama tante Ina itu.. hehehe

    semoga saja waktu yang berlalu bisa jadi pembelajaran bagi saya nanti ke depannya

    Emang Catra belum 17 tahun ya? Hi…hi….
    Meski belum menikah, paling tidak semoga kisah ini bisa mengingatkan Catra agar tidak mudah terpesona dengan keelokan lahiriah dari perempuan. Ah, kok jadi menggurui, sih?!

  12. Alhamdulillah sejak awal bulan ini sudah jarang ada masalah lagi sama blognya karena sudah pindah server, kemarin-kemarin sulit diakses mungkin karena saya lagi otak atik themesnya.

    Mudahan, tidak bermasalah lagi. Insya Allah saya akan kembali berkunjung.

  13. CLBK [cinta lama bersemi kembali] ya mas? wah …

    Ah… saya jadi malu sama Ade. Nggak lah. Yang bener, CLBK itu –paling tidak untuk saya sekarang– berarti Cinta Lama Berakhir Kenangan. Just as memories!

  14. Wah … gara2 postingan bpk ada kata pornonya saya jadi ga bisa baca, karena setiap kata porno, sex dan sejenisnya di blok hiks hiks

    Ha.ha…. Padahal, postingan saya justru untuk mengingatkan bahaya pornografi, lho. Gitu deh. Nama juga aplikasi buatan manusia, bukan manusia itu sendiri. Nggak bisa membedakan mana yang betul porno dan mana bukan.

  15. hmmm setelah 14 tahun ya pak. Mungkin saya juga harus mengatur rendevous setelah 15 tahun lewat ya. Semoga si HH yang berdarah-darah wkt itu karena saya sudah tidak berkeropeng dan sudah mulus lagi hatinya.

    EM

    Tidak perlu diatur, kok, rendezvous itu. Pada saatnya toh terjadi secara natural seperti yang saya alami. Yang jelas, Ibu harus minta maaf terhadap HH yang berdarah-darah itu. He..he…. Sakit lho, bu, rasanya ditolak. He…he…