Pesta Seks a la Satrio Piningit

Seks merupakan naluri purba manusia yang selalu menarik orang untuk mengeksploitasinya. Dengan daya tariknya yang begitu kuat, maka eskploitasi seks pun terkadang dilakukan melalui topeng agama atau keyakinan sesat. Mungkin hal itu adalah trik untuk meyakinkan pengikutnya dan menambah anggota baru. Karena yang dieksploitasi adalah seks, maka tetap saja aliran sesat demikian laku dan dipercayai oleh sebagian masyarakat.

Pesta seks (sex party atau orgy) adalah kegiatan melakukan hubungan seksual secara beramai-ramai oleh beberapa orang pasangan. Hal ini tentu saja merupakan sebuah kegiatan cabul yang dilarang oleh hukum pidana karena melanggar Pasal 289 KUHP dengan ancaman 5 tahun penjara. Karena itulah, kegiatan ini pun dilakukan sembunyi-sembunyi.

Bacaan Lainnya

Adalah Agus Imam Solichin (45) pria pengangguran yang mentahbis dirinya sebagai Satrio Piningit, ksatria calon pemimpin yang dinanti-nanti. Ia juga mengaku sebagai titisan Bung Karno, bahkan titisan Tuhan. Dalam aliran Satrio Piningit Weteng Buwono yang ia dirikan, Agus mengajarkan ritual pesta seks sebagai salah satu ajarannya.

Menurut pengakuan seorang mantan pengikutnya, dalam ritual pesta seks itu beberapa pasang melakukan hubungan seksual bersamaan di sebuah kamar dengan ditonton oleh Agus. Liciknya, ia pun lantas melakukan hubungan seksual dengan perempuan yang ia kehendaki di antara anggota aliran itu di kamar berbeda tanpa ditonton oleh para pengikutnya.

Ketika diperiksa polisi setelah ia meyerahkan diri, ia menyatakan bahwa pesta seks itu dilakukan demi menguji kesetiaan pengikutnya. Di samping itu, Agus juga mengaitkan ritual pesta seks dan nudisme itu dengan landasan teologis bahwa di surga Adam dan Hawa juga telanjang serta bebas berseks ria.

Mungkin takut jadi hamil atau tertular penyakit kelamin, Agus juga melarang para pengikutnya berobat ke dokter jika menderita sakit. Larangan ini akhirnya memakan korban. Saat itu, salah seorang pengikutnya, Ratna Ayu Kusumaningrum, yang menderita liver dilarang oleh Agus untuk diobati secara medis. Meski sudah dibawa ke rumah sakit oleh orang tuanya, Ratna dibawa pulang oleh orang tuanya, Kusmana yang juga saat itu masih jadi pengikut Agus. Sang Satrio Piningit lantas yang bertugas mengobati. Yang terjadi justru mengenaskan, Ratna Ayu Kusumaningrum pun meninggal.

Larangan Agus untuk berobat ke dokter karena menanggap manusia memiliki sifat batil. Karena itulah, penyembuhan penyakit seharusnya diserahkan kepada Tuhan. Dalam hal ini, Agus mengaku telah bersatu (manunggal) dengan Tuhan. Dengan demikian, sebagai orang yang telah bersatu dengan Tuhan, maka Aguslah yang berhak mengobati pengikutnya.

Menurut para tetangganya, para anggota aliran ini melakukan aksi ciuman layaknya salaman bila bertemu, meskipun di ruang terbuka di depan banyak orang. Tentu saja ia membuat para tetangga jadi jengah. Di samping itu, aliran ini membebaskan para anggota dari berbagai kewajiban agama Islam yang mereka anut selama ini, seperti shalat, puasa, haji, dan zakat.

Di antara ajarannya, Agus juga memandikan langsung setiap pengikutnya, laki-laki maupun perempuan. Tentu saja dalam keadaan bugil. Hal ini dimaksudkan sebagai prosesi penyucian diri. Di samping itu, aliran ini juga melantun lagu Cucak Rowo yang berbahasa Jawa dan memang syairnya menyerempet-nyerempet hal-hal yang bersifat seksual. Nyanyian dengan suara keras itu akhirnya membuat para tetangga terganggu. Apalagi ritual itu dilakukan saat para tetangga tidur lelap.

Sebagai identitas, aliran menerapkan aturan bagi para pengikutnya untuk mengenakan gaya berpakaian dan kalung yang dihiasi batu hijau yang di sekelilingnya dihiasi manik-manik. Identitas bagi suatu aliran memang jamak dilakukan untuk membekan diri dengan orang di luar komunitas mereka seperti yang dilakukan kelompok Lia Eden dengan jubah putih dan ikat kepala hitam.

Meski dinyatakan sehat secara psikologis, Agus memang sosok ganjil. Untuk menambah karisma, ia menggunakan tongkat kebesaran sebagaimana Lia Eden. Ia mengecat rambut gondrongnya dan berbaju kaos tanpa lengan bak ABG saat memeriksa pembangunan markas barunya di Cileungsi, Bogor. Sayang, pembangunan itu pun berhenti saat alirannya tersebar luas dan ia diburu polisi hingga menyerahkan diri.

Di mata keluarganya sendiri, Agus memang menunjukkan keanehan. Ia suka bersemedi dan mengurung diri di rumah orang tuanya. Tanpa diketahui oleh keluarga di mana belajarnya, Agus tiba-tiba menjadi sosok yang seolah mengerti agama. Ia sering mengutip ayat Alquran saat berbicara.

Fenomena aliran sesat yang memanfaatkan seks bebas sebagai salah satu ritusnya, bukanlah hal baru. Dulu di era 80-an ada Children of God yang menyelewengkan ajaran Kristiani. Saat itu ajaran ini pun memikat segelintir orang, terutama kawula muda yang memang lagi menggelegak nafsu berahinya. Tak berlangsung lama, ajaran ini pun berhasil diberangus pemerintah.

Seks memang salah satu godaan yang sangat kuat dalam diri manusia. Sebagai naluri purba manusia, ia dengan mudah memikat banyak orang. Lihat saja betapa banyak iklan dan media massa yang memanfaatkan hal-hal yang mengundang berahi. Tak terhitung banyaknya situs porno bertebaran di internet. Industri film porno juga merupakan industri yang sangat menguntungkan. Wisata seks di Pattaya Thailand menghasilkan pemasukan negara yang lumayan besar.

Sadar dengan daya tarik seks itu pula, Hugh Hefner pun menerbitkan majalah Playboy yang menampilkan perempuan cantik bugil. Dan Playboy pun laris manis bak kacang goreng sejak terbit pertama di Amerika hingga menyebar ke berbagai negara dengan versi bahasa masing-masing, termasuk Indonesia.

Tidak hanya orang biasa tergoda dengan rayuan seks. Para tokoh pun banyak tergelincir karena skandal seks. Yahya Zaini, petinggi Partai Golkar, mantan ketua PB HMI, terjungkal dari kursi anggota DPR dan kepengurusan partainya, saat video mesumnya dengan Maria Eva terbongkar luas. Julius Cesar takluk dengan kecantikan Nefertiti dari Mesir sehingga Romawi nyaris dikalahkan tentara negeri Piramid itu. Bill Clinton nyaris jatuh dari kursi presiden AS gara skandal cintanya dengan Monica Lewinsky terbongkar di media massa dan menjadi isu nasional.

Islam sangat menyadari betapa dahsyatnya godaan seks dan efek negatifnya. Karena itulah segala hal yang bisa menjadi sarana menuju seks bebas, ditutup rapat-rapat. Perempuan pun disuruh berjilbab. Alih-alih melakukan zina, mendekatinya pun dilarang keras. Hukuman zina juga sangat keras. Dilempari batu hingga tewas. Sayang sekali, orang banyak menilai hukuman zina hanya dari sudut pandang bahwa hukuman itu begitu keras. Tidak menyadari bahwa seks merupakan godaan dahsyat yang harus ditanggulangi dengan cara keras pula.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

8 Komentar

  1. Selain seks sebagai naluri purba yang inhehrn didalam diri manusia, lebih ironis lagi bahwa seks telah menjadi “Tuhan” bagi sebagian besar manusia. Ternyata tidak hanya seks, ternyata rokok juga telah menjadi Tuhan bagi sebagian besar manusia. Mari kita simak puisi karya Taufik Ismail, semoga bisa menjadi bahan renungan bagi kita.
    “TUHAN SEMBILAN SENTI”
    “Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
    tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,
    Di sawah petani merokok, di pabrik pekerja merokok, di kantor pegawai merokok, di kabinet menteri merokok, di reses parlemen anggota DPR merokok, di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok, hansip-bintara-perwira nongkrong merokok, di perkebunan pemetik buah kopi merokok, di perahu nelayan penjaring ikan merokok, di pabrik petasan pemilik modalnya merokok, di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,
    Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi perokok,
    tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
    Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok, di ruang kepala sekolah ada guru merokok, di kampus mahasiswa merokok, di ruang kuliah dosen merokok, di rapat POMG orang tua murid merokok, di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,
    Di angkot Kijang penumpang merokok, di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok, di loket penjualan karcis orang merokok, di kereta api penuh sesak orang festival merokok, di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok, di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,
    Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
    tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,
    Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,
    Di pasar orang merokok, di warung Tegal pengunjung merokok, di restoran di toko buku orang merokok, di kafe di diskotik para pengunjung merokok,
    Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan abab rokok, bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,
    Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya. Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,
    Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
    dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena,
    Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok, di apotik yang antri obat merokok, di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok, di ruang tunggu dokter pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok,
    Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapangan voli orang merokok, menyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,
    Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok, di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok, di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok,
    Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
    Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,
    Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa. Mereka ulama ahli hisap. Haasaba, yuhaasibu, hisaaban. Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok. Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, ke mana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,
    Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri. Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?
    Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu. Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz. Kyai, ini ruangan ber-AC penuh. Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i. Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok. Laa taqtuluu anfusakum.
    Min fadhlik, ya ustadz. 25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan. 15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan. 4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?
    Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith. Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.
    Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,
    Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini. Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka. Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir. Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk,
    Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di
    bawah korban narkoba,
    Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya,
    Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,
    Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

  2. News Flash : Pendaftaran seminar tesis diperpanjang sampai tgl. 18 Pebruari 2009. P Iwan, Mang Ucup dan aku sudah daftar, mari kita masuk bareng-bareng dan lulusnyapun bareng-bareng. Mudah-mudahan ke sorga pun bareng-bareng, amin.

  3. karena, seperti yang sudah dipaparkan, seks itu termasuk naluri purba manusia tanpa perlu dipelajari, seperti tertawa dan menangis. jadi segala sesuatu yang merangsang timbulnya naluri ini selalu menggairahkan untuk dieksploitasi.

    tapi fenomena ajaran sesat ini menurutku, menunjukkan bahwa manusia semakin bodoh untuk lebih percaya pada orang gila (aku menganggap orang seperti agus imam solichin dan lia eden tak sepenuhnya sehat rohani, sorry to say).

    tulisan yang bagus banget, komprehensif dan sarat informasi. well done!

    @ marshmallow
    Makasih banget, sudah berkunjung. Sebuah kehormatan bagi saya dikunjungi oleh seorang blogger tenar. Mudahan bisa menjadi pemicu bagi saya untuk menulis lebih baik. Nanti blognya saya link.