Sebagai seorang lelaki PERWIRA, MAMAN bertekad melakukan KELILING BENTENG Indonesia. Ia telah menyinggahi lebih dari LIMA PULUH KOTA dan banyak pulau, bahkan hingga KEPULAUAN SERIBU. Ia disambut oleh para penguasa setempat, termasuk RAJA AMPAT. Saat ia melewati HUTANAMORA, ia nyaris diseruduk oleh seekor BADAK dan diterkam oleh seekor SINGARAJA. Untung ia bisa SELAMAT dengan bersembunyi di BALIKPAPAN. Padahal sebelumnya, ia sudah tahu ada tulisan DANGER, namun ia tetap nekat melewati UTAN, hingga nyaris dililit oleh seekor ular PITON alias SANCA yang BESAR dan PANJANG.
Dalam petualangannya, MAMAN bertemu seorang DUKUN yang SAKTI JAYA bernama TEMON. Sang DUKUN memberitahukannya bahwa ada lokasi tempat penyimpanan PUSAKARATU dari sebuah KERATON kuno. Benda pusaka itu berhasil diambil oleh MAMAN dan disimpan di museum sebagai PUSAKANEGARA. Selama melewati RIMBA JAYA di TENGAH GELAP malam, MAMAN juga sempat dikejar oleh POCONG dan SILUMAN yang SERAM berbentuk MACANPUTIH. Untung saja, ia SELAMAT dan menginap di sebuah PESANTREN. Saat tidur di sana, ia bermimpi dikejar oleh KUNTI dan SETAN hingga terkencing di celana. Keesokan harinya, ia kembali berkelana dan berhenti di sebuah KALIMATI. Ternyata kali itu mengandung AIR BUAYA. Hampir saja ada ia di-SERANG oleh seekor buaya dan terjatuh di LUBANG BUAYA.
Setelah keluar masuk RIMBA RAYA, MAMAN melanjutkan berpetualang ke kota. Ia bertemu orang-orang yang SUKARAME dan KOPLAK. Namun MAMAN tak sudi terjangkit penyakit RAJASINGA, sehingga ia tidak mau mampir di MANGGA BESAR. Meski ia melihat BANYAKAN perempuan yang memakai BAJOE ketat dengan BELAHAN TENGAH terbuka, sehingga PANGKALAN SUSU mereka menyembul menggoda. Rata-rata wanita penghibur itu memang memiliki TOKET yang BESAR dan BOKONG yang indah. Bibir mereka merona merah laksana DELIMA ranum.
Merasa haus dan ingin istirahat, MAMAN lantas mampir di PONDOK KOPI. Diam-diam MATA MAMAN tertuju pada seorang pelayan wanita berwajah MANIS di WARUNG MUNCANG. Setelah berkenalan, ternyata nama wanita yang memakai kaos warna MERAH BATA itu adalah MIMIN. Tak pelak, MAMAN yang TAMPAN benar-benar JATUH hati dengan MIMIN yang cantik bak BIDADARI dari KAYANGAN. MAMAN pun dimabuk KASMARAN dan SUKA CINTA dengan MIMIN yang memiliki RAMBUT indah MAYANG MENGURAI dan terkadang dibuat jadi KUNCIRAN INDAH.
Setelah beberapa lama saling mengenal dan merasa cocok, dan mendapat restu sang ibunda KARTINI, MAMAN akhirnya memutuskan menikahi MIMIN. Apalagi MAMAN juga sudah lama putus dengan MAYANG SARI, kekasih lamanya di kampung. AIR MATA MIMIN menetes bahagia saat ia resmi menjadi PENGANTEN BARRU. Di malam pertama, KARANG BERAHI si MAMAN langsung naik ke PUNCAK tatkala melihat MIMIN mengenakan DALEMAN dan CAWET yang TERANG-TERANG. MIMIN memang suka memakai BAJOE ketat tanpa lengan sehingga BULU KETEK-nya terlihat jelas. Di samping itu, MIMIN adalah perempuan yang SUKA merawat dirinya. Ia selalu minum AIR PUTIH dan SUKAMANDI di KALIDERES.
Sekian lama menikah, MAMAN memutuskan BONGKARAN rumah karena sering terjadi BANJIRAN. Ia ingin membangun TANAH HARAPAN dan berhenti bekerja NGLAWAK di kota. Di desa, ia mendirikan sebuah PONDOK INDAH dan memiliki lahan yang cukup luas. Sebagai orang yang SUKATANI dan memiliki jiwa SUKAMAJU, ia menanam BANYAKAN tanaman. Dari jenis sayuran, dia menanam LOMBOK dan BAWANG. Dari buah-buahan, ia menanam MANGGA DUA, DUREN SAWIT, JERUKWANGI, RAMBUTAN, dan NANGKA. Di depan rumahnya, ia menanam banyak KEMBANG, seperti CEMPAKA, MELATI, dan MAWAR. Di belakang rumah, ia juga menanam pohon KELAPA dan PINANG. Ia juga memelihara PITU ekor sapi yang terus berkembang BIAK dengan KANDANG SAPI yang besar. MAMAN juga memiliki kolam yang penuh dengan ikan SEPAT dan GABUS. MAMAN memang orang yang SUKAKARYA sehingga akhirnya ia sukses dan tabungannya pun selalu TERISI penuh.
MALANG tak dapat ditolak, suatu hari rumah MAMAN disatroni perampok. SIRAMPOG itu masuk lewat ATAP rumah yang selama ini KEBOCORAN karena tertimpa BATU dan belum di-TUTUP. Dengan AYUNAN PALU yang kuat sambil TERIAK, ia ber-TARUNG melawan SIRAMPOG dan berhasil melukainya. Meski bertubuh TAMBUN, ternyata MAMAN mampu mengalahkannya. SIRAMPOG yang KEJI itu lantas kabur dan LARIKE arah SAWAH BESAR. Keesokan paginya, darah SIRAMPOG itu tampak berceceran di lantai dan berbau AMIS serta dikerubuti SEMUT. Beberapa waktu kemudian, ada berita SIRAMPOG itu tertangkap dan dijebloskan ke KRANGKENG.
MAMAN yang PENGASIH menjalani hidup nan BAHAGIA dengan MIMIN. Keduanya saling SAYANG, SUKA CINTA, dan SUKA ASIH. Jika MAMAN pergi, MIMIN pun MENANTI dengan SUKASETIA. Apalagi MIMIN pintar memasak sehingga membuat MAMAN selalu RINDU HATI, terutama kepada SAMBALAGI buatan MIMIN. Cinta keduanya senantiasa dirawat LAKSANA MAWAR MEKAR SEPANJANG hari. Bagaikan Romeo dan Juliet, cinta keduanya ABADIJAYA hingga usia mereka TUA. Di UJUNG cerita, setelah sekian lama, maut pun memisahkan SEJOLI itu dan mereka dikuburkan di LIANG LAHAT yang berdampingan.