Kenikmatan dan Kebahagiaan

Khutbah Jum’at

الحمد لله الذي مُعِزِّ من أطاعه و اتقاه. و مُذِلِّ من خالف أمره و عصاه. و هادي من تَوَجَّهَ إليه وَ اسْتَهْدَاه. أحمده سبحانه و تعالى حمدا يملأ أرضه و سماه. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له. و لا معبود بحقٍ سواه. شهادة أَدَّخِرُها ليوم لا ينفع فيه والدٌ ولدَه و لا و لدٌ أباه. وَ أَشْهَدُ أَنَّ سيدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الذي اصطفاه و اجتباه. اللهم صل و سلم على عبدك ز رسولك محمد و على اله و أصحابه و من نصره و اتبع هداه. أما بعد: فيا أيها الناس اتقوا الله تعالى فقد فاز من أطاعه و اتقاه. و خسر و خاب من كفر به و عصاه. و اعلموا أن التقوى هي الوقاية من عذاب النار. و انتهوا من الغفلات ة الإغترار. قال الله تعالى في القرآن الكريم: وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ اْلآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلاَ تَعْقِلُونَ.

Bacaan Lainnya

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah
Marilah kita senantiasa berupaya meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita sepanjang hayat masih dikandung badan. Hal itu karena hidup memang penuh cobaan dan ujian. Jika kita tidak terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan, maka mungkin kita akan terjerumus dalam godaan dan perangkap kehidupan dunia yang fana ini. Kehidupan merupakan ladang ujian yang dipersiapkan oleh Allah untuk melihat kualitas seorang. Allah berfirman:
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ: الملك: 2)
Artinya: Allah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Mulk: 2)

Setiap orang tentu ingin memperoleh kebahagiaan, kesenangan, dan kenikmatan Mereka pun akhirnya menghabiskan waktu sepanjang hidup dalam upaya untuk memperoleh kebahagiaan dan kenikmatan. Dalam pencarian terhadap kesenangan dan kebahagiaan itulah, justru banyak orang yang gagal dan akhirnya diperbudak oleh hawa nafsu. Orang yang sangat menyukai minuman keras, misalnya, menghabiskan waktunya sehingga tak terlewat satu hari pun tanpa mabuk-mabukan. Setiap uang hasil jerih payahnya bekerja ia habiskan untuk membeli berbotol-botol minuman keras. Pada saat ia sudah dikuasai oleh hawa nafsunya untuk mabuk-mabukkan itulah, maka justru ia semakin menjauh dari kenikmatan dan kebahagiaan yang ingin ia cari. Justru ia menggali liang kesengsaraannya sendiri. Betapapun, minuman keras pasti akan merusak jiwa dan badannya sendiri, serta menghalangi kita dari mengingat Allah. Allah berfirman:
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ (91)
Artinya: Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (QS. Al-Maidah: 91)

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah
Orang-orang pun mencari kebahagiaan melalui berbagai cara. Bagi sebagian orang, mereka rela menghabiskan waktu, pikiran, tenaga, dan harta untuk mencari perempuan yang cantik atau lelaki yang tampan sebagai pasangan hidupnya. Seolah kecantikan atau ketampanan merupakan salah satu ukuran kebahagiaan dan kenikmatan bagi mereka. Mereka mengira bahwa jika mereka telah mendapatkan pasangan hidup yang cantik atau tampan, maka tentu mereka akan senang dan bahagia. Tapi ternyata setelah mereka mampu mendapatkan pasangan yang cantik atau ganteng, ternyata sering kali bukan kebahagiaan dan kesenangan yang mereka peroleh. Yang mereka peroleh justru prahara rumah tangga berkepanjangan yang berujung kepada perceraian. Rasa sakit hati dan penderitaan justru melingkup jiwa mereka. Padahal yang sebenarnya yang perlu dicari adalah kesalehan pribadi, bukan cantik atau gantengnya seseorang. Dalam hal ini, Nabi Muhammad bersabda:
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ (رواه مسلم و النسائي و أحمد)
Artinya: Dunia adalah tempat untuk bersenang-senang. Dan sebaik-baik tempat bersenang-senang adalah perempuan yang salehah. (H.R. Muslim, Nasai, dan Ahmad)

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah
Ada juga sebagian orang yang menganggap bahwa kekayaan itulah yang akan membuat hidup mereka senang dan bahagia. Tak ayal, mereka pun berlomba dan bekerja keras untuk memperoleh harta sebanyak-banyaknya. Mereka mengira, jika sudah kaya raya, dan segala kebutuhan terpenuhi, pastilah mereka akan senang bahagia. Tapi yang sering kali terjadi justru sebaliknya. Saat mereka berlimpah kekayaan, saat itu pula derita demi derita datang menghampiri. Mereka justru disibukkan dengan berbagai cara agar harta tetap mereka miliki dan tidak hilang, sehingga mereka terus diliputi rasa gelisah dan khawatir. Tidur pun tak nyenyak dan hidup tak tenang. Saat sebagian hartanya diambil oleh Allah, baik lewat perampokan, pencurian, penipuan, bencana alam, dan sebagainya, mereka pun dirundung kesedihan.
Padahal kita hanyalah dititipi oleh Allah untuk mengelola harta tersebut dengan sebaik-baiknya demi kebaikan dan mensyukurinya. Sebenarnya secara hakiki, kita tidak pernah bisa memiliki harta. Jangankan harta yang sekarang ada pada kita, seluruh alam semesta dan segala isinya adalah milik Allah semata. Allah berfirman:
وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ(ال عمران: 109 )
Artinya: Kepunyaan Allahlah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan. (QS. Ali Imran: 109)

Ada juga sebagian orang yang mengira bahwa jika nafsu berahinya dilampiaskan dengan banyak perempuan cantik, maka saat itulah mereka memperoleh kenikmatan dan kebahagiaan. Namun justru kebahagiaan yang dicari seolah tak jua datang menghampiri, karena kepuasan berahi tidak akan pernah ada habisnya. Setiap kali nafsu berahinya dituruti, maka nafsu itu terus meminta untuk dituruti dan ditambahi, sehingga akhirnya justru memasung jiwanya. Ia akan terus mencari cara memuaskan hawa nafsunya sehingga menjadi lingkaran setan yang tak berujung. Padahal hawa nafsu akan cenderung menjerumuskan diri kita ke dalam kejahatan, kecuali jika kita mampu mengendalikannya. Allah berfirman:
إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي (يوسف: 53)
Artinya: Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. (QS. Yusuf: 53)

Ada juga yang menganggap bahwa kebahagiaan dan kesenangannya adalah dengan menduduki jabatan atau kekuasaan. Ia mengira bahwa jika suatu jabatan ia peroleh, maka ia pun akan senang dan bahagia. Namun justru kebahagiaan yang dicari justru menjadi keresahan yang tak bertepi. Setiap kali suatu jabatan ia peroleh, ia pun hendak mencari lagi jabatan yang lebih tinggi dan lebih luas. Sehingga akhirnya pencarian jabatan itu terus-menerus menghantui jiwanya. Dan ketika suatu jabatan hilang dari tangannya, ia pun diperangkap oleh kesedihan dan keresahan yang tak berkesudahan. Padahal hanya Allah yang sebenarnya Penguasa dan Pemilik kekuasaan seutuhnya. Dialah yang memberi dan mencabut kekuasaan pada makhluk-Nya. Dalam hal ini, Allah berfirman:
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (ال عمران: 26)

Artinya: Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali Imran: 26)

Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah
Sebagaimana dikatakan Al-Ghazali dalam Kimia Kebahagiaan, kebahagiaan yang sesungguhnya dan yang tertinggi adalah pertemuan dengan Allah dan bisa menatap wajah-Nya. Hal itu karena Allah adalah pencipta setiap kenikmatan dan kebahagiaan yang ada di alam semesta ini. Sementara setiap kenikmatan dan kebahagiaan yang bersumber pada hal-hal yang bersifat lahiriah, tidaklah akan kekal. Kebahagiaan dan kenikmatan demikian biasanya akan sirna seiring dengan perjalanan waktu. Ia akan berujung pada kebosanan dan kegelisahan. Sementara kebahagiaan pertemuan dengan Allah adalah sesuatu yang bersifat batiniah. Ia tidak akan sirna begitu saja. Ia tidak akan dihinggapi oleh rasa bosan.
Karena itulah, jangan terperangkap dalam pencarian yang tak berujung. Saat kita terus berupaya mengejar kesenangan duniawi, maka sebenarnya kita seolah hendak meminum air samudra. Nabi Isa a.s. bersabda: “Pencinta dunia ini seperti seseorang yang minum air laut; makin banyak minum, makin hauslah ia sampai akhirnya mati akibat kehausan yang tak terpuasi.”
Akhirnya, marilah kita terus bertakwa dan meningkatkan kualitas ketakwaan dan keimanan. Karena dengan meningkatnya kualitas ketakwaan dan keimanan kita, maka pada saat itu pula kebahagiaan hidup semakin banyak kita raih.

بارك الله لي و لكم بالآيات و الذكر الحكيم و تقبل مني و منكم تلاوته انه هو السميع العليم. و قل رب اغفر و ارحم و أنت خير الراحمين.
ooOoo
الحمد لله الذي هدانا لهذا وما كنا لنهتدي لو لا أن هدانا الله. أشهد أن لا اله إلا الله وحده لا شريك له. و أشهد أن محمدا عبده و رسوله لا نبي بعده .فيا عباد الله اتقوا الله حق تقاته و لا تموتن إلا و أنتم مسلمون. قال الله تعال في كتابه الكريم: إن الله و ملائكته يصلون على النبي. يا أيها الذين أمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما. اللهم صل على سيدنا محمد و على آل سيدنا محمد كما صليت على سيدنا إبراهيم و على آل إبراهيم. اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمنين و المؤمنات الأحياء منهم و الأموات. ربنا اغفر لنا و لإخواننا الذين سبقونا بالإيمان و لا تجعل في قلوبنا غلا للذين امنوا ربنا إنك رؤف رحيم. رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا في ابتغاء فضلك. اللهم أرنا الحق حقا و ارزقنا اتباعه و ارنا الباطل باطلا و ارزقنا اجنتابه. رَبِّنا أَوْزِعْنِا أَنْ نشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَينا وَعَلَى وَالِدَينا وَأَنْ نَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِا بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ. اللهم افتح مسامع قلوبنا لذكرك و ارزقنا طاعتك و طاعة رسولك و عملا بكتابك. اللهم إنا نعوذبك من قلوب لا تخشع و من دعاء لا يسمع و من نفوس لا تشبع و من علم لا ينفع. اللهم انصر من نصر الدين و اخذل من خذل المسلمين. ربنا آتنا في الدنيا حسنة و في الآخرة حسنة و قنا عذاب النار. سبحانك ربك رب العزة عما يصفون و سلام على المرسلين و الحمد لله رب العالمين.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

1 Komentar