Ide Aneh: (Maaf) Pantat Pengidap HIV Diberi Tanda

Mungkin karena saking bingungnya untuk menahan laju penyebaran virus HIV, akhirnya muncul ide yang bukan ide biasa. Ide itu adalah memberi tanda atau cap tertentu di (maaf) pantat si pengidap virus HIV. Jika ia hendak melakukan hubungan seksual, pasangannya bisa melihat tanda tersebut sehingga mengurungkan niatnya berhubungan seksual. Dengan demikian, si pengidap virus HIV itu tidak menularkan virus mematikan tersebut kepada pasangannya.

Ide nyleneh itu dilontarkan oleh Timothy Myeni, seorang anggota parlemen di Swasi, sebuah negeri mungil yang berbatasan dengan Afrika Selatan. Seperti dikutip Cape Times, Myeni, yang juga seorang pastor dan pemimpin grup musik rohani terkenal, melontarkan ide tersebut secara tidak langsung dalam sebuah acara workshop tentang AIDS pada minggu lalu. Saat itu ia ditanya audiens tentang cara penanggulangan penyebaran HIV dengan memberi tanda tertentu pada tubuh sang penderita. Ia pun menjawab bahwa ide tidaklah buruk.

Bacaan Lainnya

Meski bukan pendapat Myeni langsung, ide itu tak pelak membuat marah para aktivis pembela hak-hak pengidap HIV/AIDS. Seperi diberitakan Kompas yang mengutip The Times of Swaziland, Jumat (29/5), mereka menuntut Myeni meminta maaf dan mundur dari jabatannya sebagai anggota parlemen. Mereka juga mengancam akan mengganggu setiap konser musik yang diadakan oleh grup musik pimpinan Myeni yang juga konsultan pernikahan tersebut.

Myeni sendiri akhirnya beberapa kali meminta maaf atas ide anehnya itu. Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada titik terang apakah ia mengundurkan atau tidak dari keanggotaannya di parlemen tersebut. Ia sendiri berkilah, bahwa ide memberi tanda di pantat pengidap HIV bukanlah langsung ke luar dari mulutnya, namun hanya sekedar jawaban dirinya atas pertanyaan audiens.

Dalam penjelasannya, Myeni juga memberikan analogi tentang ide nyelenehnya tersebut. Andai ada seseorang berhadapan dengan seekor singa. Saat itu ia sedang membawa sebuah handphone mahal. Tentu ia lebih memilih keselamatan jiwanya. Ia rela melemparkan ponselnya yang mahal untuk mengusir si singa.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

25 Komentar

  1. kalo untuk kebaikan kayaknya ide itu boleh juga
    banyak yang selamat khan?
    kalo memikirkan hak azazi manusia, tak kan pernah ada yang selesai

    Kan si punya ide sudah memberikan analogi. Hak asasi adalah ponsel mahal, sedangkan HIV adalah seekor singa yang mengancam jiwa. Pilih mana?

  2. terlihat tidak nyambung. Ini keselamatan nyawa kok diadu dengan hak asasi, ada yang bisa membandingkan dengan parameter yang jelas ?

    Kalo sudah parameternya adalah ideologisnya, faktor nyawa menjadi nomor sekian, Kanjeng Adipati. Mungkin bagi sebagian orang, membela hak asasi adalah sesuatu yang lebih bersifat ideologis dan lebih berharga daripada soal nyawa.

  3. hahahaha biasa tuh, pasti selalu ada adu argumentasi dari so called pembela hal asasi. (Wah bisa-bisa aku kena juga hihihi).

    Di jepang juga pernah kejadian waktu seorang menteri mengatakan “Wanita adalah mesin produksi (anak)”. Langsung wanita-wanita marah disamakan dengan MESIN. Dia memang minta maaf, tapi tidak langsung minta berhenti. Tapi dia juga tidak lama menjadi menteri karena perombakan kabinet.

    Karena itu figur masyarakat harus sangat menjaga mulutnya dan berpikir 1000 kali sebelum memakai suatu kata yang kontroversial.

    EM

    Emang bener, pepatah lama, “Mulutmu harimaumu”.

  4. hi SaLaM KeNaL

    ide yg nyeleneh, tapi masuk akal ya 😆

    @reallylife: setuju, kalau kita ngomongin HAM, ga ada selesai2nya, tapi mo gimana lagi, suatu hal pasti ada pro kontranya :mrgreen:

    Emang sebaik apapun ide, pasti ada saja yang kontra.

  5. pelanggaran ham nih, gak setuju dan gak lucu sama sekali, kalo di papua malah dipasangin chip elektrik, dasar negara afrika gak punya modal, lha mbok diobati biar sembuh ato gimana malah dipasangi tato, emangnya ARV mbayar disana….

    Emang kalo dalam perspektif HAM, pasti aku juga nggak setuju. Ide yang nggak lucu. Tapi, mungkin bagi si pemilik ide, ini lebih persoalan keselamatan nyawa.

  6. Pemberian ‘stempel’ di pantat mungkin lebih ditujukan kepada mereka pasangan sejenis yang kita tahu bahwa resiko terjangkit virus HIV/AIDS sangat besar di kalangan penyuka sejenis.

    Seperti kita tahu bahwa pihak gereja menentang keras hubungan sejenis dan dalam kapasitasnya sebagai seorang pastor maka keluarlah ide nyeleneh untuk memberi tanda siapa saja yang telah terjangkit HIV/AIDS. Memang ide ini bisa diterapkan, tapi apakah efektif. Hal itulah yang menjadi pertanyaan selanjutnya.

    Apapun agamanya, mencegah HIV/AIDS bisa dengan lebih memperkuat keimanan masing-masing pemeluk agama. Dan itulah langkah awal dalam membendung penyebaran virus HIV/AIDS.

  7. Ide itu tak seburuk ketika dbaca (maaf, pantat). Tapi di sini ia akan memberikan manfaat besar bagi keselamatan dunia dalam mencegah penyebaran virus HIV.
    Memang manusia ketika merasa dirinya terancam, ia akan mengorbankan segalanya demi sebuah hal yang menurutnya penting (dalam hal ini adalah kehidupan).

    @abah Selamat menulis kembali, maju terus, go…

  8. Pelajaran yang kupetik, bila kita adalah “seseorang” dan sedang terlibat dengan diskusi yang sensitif , jangan sekali-sekali nyeletuk layaknya perbincangan yang kerap diangkat di angkringan.
    Hati-hati ada yang ngeliput, ngerekam,, 😀

  9. Yang paling kasihan adalah mereka yang tak ngerti apa2 malah ikut tertular. Misalnya bayi yang baru lahir, orang yang tertular karena jarum suntik dan metode penularan lain yang bukan dari hubungan seksual. Padahal mereka juga punya hak untuk tidak terkena HIV. Kalau yang tertular karena seks bebas biarin aja, itu udah resikonya. Dah tahu akibatnya masih juga nekat…

  10. ini mah saking udah kehabisan ide menghadapi virus berbahaya ini, mas rashid. di pihak lain, godaan seks juga bukan hal yang gampang dihindari.

    syukurlah sahabat saya ini sehat-sehat saja. senang ada tulisan baru, padahal tadi saya hanya berniat mengecek saja, tidak menyangka mas rashid menulis sesuatu buat pembaca.

  11. aneh, kreatif, lucu, apalagi yach komentar yg bs dkasih to ide ini?! hehehe…
    mu bilang stju salah. mu bilang gak stju jg idenya gak salah” amat tuh. ^.^v

    Emang kreatif dan lucu. Soal setuju atau tidak, terserah aja deh.

    Lawas kada bailang, nih. Kamana haja? Sudah kawinanan kah?