Font Jawa Mbata Sarimbag

Setelah sekian lama menghilang dari rimba persilatan blogging, akhirnya saya kembali lagi usai menyelesaikan tapa brata di kawah Candradimuka. Tak lain dan tak bukan, hal itu terjadi karena saya sedang terfokus dalam menyelesaikan editing buku Pelajaran Bahasa Jawa Indramayu untuk SMP/MTs. Dalam proses editing pula, akhirnya saya juga tertantang untuk membuat font aksara Jawa yang masih jarang digarap orang. Pembuatan font itu sendiri menggunakan aplikasi Font Creator dan Corel Draw.

Saya memilih aksara Jawa (Hanacaraka) dengan gaya Mbata Sarimbag (bata bertumpuk). Hal ini karena gaya tersebut belum ada yang menggarapnya untuk dijadikan font Hanacaraka. Di samping itu, gaya Mbata Sarimbag relatif lebih mudah daripada gaya Ngetumbar (ketumbar) dan Mucuk Eri (pucuk duri) yang banyak garis lengkungnya.

Saya menyadari, saya bukan ahli dalam bahasa Jawa, karena saya sendiri bukan orang Jawa, dan tidak pernah mempelajari secara khusus tentang penulisan Hanacaraka. Untuk itu, saya juga mohon saran dan kritik konstruktif untuk perbaikan lebih lanjut, terutama dari mereka yang betul-betul kompeten dalam tata penulisan Hanacaraka.

Ditemani omelan dan muka cemberut sang permaisuri, saya menghabiskan hari demi hari, malam demi malam yang dingin. Saya konsentrasi penuh ke dalam “proyek” yang nggak ada duitnya ini. Tapi, okelah kalo begitu. Mudahan font hasil karya saya ini jadi salah satu amal jariyah saya untuk meringankan dosa-dosa saya di hadapan Sang Pemilik Hidup. Akhirul kalam, mudahan font ini bisa menambah khazanah tata penulisan Aksara Hanacaraka. Bagi yang berniat mencobanya, silakan download berikut petunjuknya. Gratis!

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

8 Komentar

  1. salute atas karyanya…
    semakin banyak anak2 muda bangsa ini yang peduli terhadap akar budayanya, maka masih terbuka harapan untuk meretas masa depan kejayaan negeri ini.

    Terima kasih atas apresiasinya. Mudahan bermanfaat.

  2. Salut mas, atas penghargaan yang tinggi terhadap huruf tradisi leluhur kita. Ngapunten ya, “belajar memaknai hidup”-nya salah tulis, dibacanya jadi “belajar memkanai hidup”.
    Sekedar berbagi dan saling koreksi, jangan marah ya?
    Dua jempol ke udara!
    Salam hangat,
    Donny

    Matur sembah nuwun, Mas Donny. Saya justru senang sekali dikoreksi, agar saya bisa memperbaiki kesalahan. Contoh tulisan dalam font Jawa yang saya buat sebelumnya memang salah. Saya sudah perbaiki. Mudahan tidak keliru lagi.

    Salam hangat juga